Senin, 26 Maret 2012

Rabu, 21 Maret 2012

Senin, 19 Maret 2012

Manusia dan Cinta Kasih

Halaman 1



Halaman 2



Halaman 3


Jika kurang jelas bisa download

Nama : Pilano Arienday
Kelas : 1KA33
NPM : 15111530

Kontribusi Pemerintah dan Masyarakat Dalam Melestarikan Kebudayaan

Oleh :
Nama : Pilano Arienday
NPM : 15111530
Kelas : 1KA33





UNIVERSITAS GUNADARMA


Mata Kuliah  :  Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah

Kontribusi Pemerintah dan Masyarakat
Dalam Melestarikan Kebudayaan

Kelas  :  1-KA33

Tanggal Penyerahan Makalah : 16 Maret 2012
Tanggal Upload Makalah  :  17 Maret 2012

P E R N Y A T A A N


Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.



P e n y u s u n



N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
15111530
Pilano Arienday




Program Sarjana Sistem Informasi


UNIVERSITAS GUNADARMA



Kata Pengantar

            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga malakah saya yang berjudul “Kontribusi Pemerintah dan Masyarakat dalam Melestarikan Kebudayaan ini tersusun dengan baik dan dapat dibuat, meskipun masih jauh dari kesempurnaan. Selawat dan salam semoga tetap terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad SAW. Beserta keluarga dan pengikutnya.
            Makalah ini diharapkan memberikan suatu ilmu yang dapat diterapkan dan dikembangkan untuk masyarakat dan pemerintah agar Bangsa Indonesia tetap terpelihara kekayaan alam dan budayanya.
            Saya berharap semoga terciptanya makalah ini dapat menciptakan kesadaran masyarakat bahwa pentingnya melestarikan alam dan budaya.  Akhirnya, saya menyadari segala kekurangan yang melekat pada makalah ini. Jika ada salah kata, saya mohon maaf. Wassalamualaikum.

Daftar Isi

Pernyataan                                                                                          i
Kata Pengantar                                                                                   ii
Daftar Isi                                                                                             iii
BAB I Pendahuluan
1.      Latar Belakang                                                                        1
2.      Tujuan                                                                                     2
3.      Sasaran                                                                                    2
BAB II Permasalahan
1.      Kekuatan ( Strength )                                                             3
2.      Kelemahan ( Weakness )                                                         3
3.      Peluang ( Opportunity )                                                          4
4.      Tantangan ( Thearts )                                                              4
BAB III Kesimpulan dan Rekomendasi
1.      Kesimpulan                                                                             5
2.      Rekomendasi                                                                          5
Referensi

BAB I Pendahuluan

1.      Latar Belakang
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199
kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
2.      Tujuan
-          Melindungi dan mempertahankan budaya Indonesia
-          Melestarikan budaya Indonesia
-          Menambah wawasan bagi pembaca
-          Mengenalkan suatu budaya bagi orang lain
3.      Sasaran
Sasarannya adalah masyarakat harus sadar bahwa mereka harus melestarikan budayanya jangan sampai pudar, dan untuk pemerintah agar tetap melindungi budaya negara dengan membuat hak paten pasal agar tidak ditiru oleh negara lain.

BAB II Permasalahan

            Negara Indonesia berada di lokasi yang strategis, hingga tidak bisa mengatur lalu lintas laut dan perdagangan bebas. Dengan lonjakan pemasukkan kuota tinggi, maka orang asing bebas lalu lalang dimana-mana. Hingga mereka membawa bekal pulang yang menyenangkan untuk berbagi.
            Mungkin permasalah ini yang akan menjadi besar dan tidak menutup kemungkinan untuk diselesaikan dengan cara kekerasan.
            Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif. Analisa ini akan memberi gambaran dimana suatu kondisi yang sedang dihadapi oleh suatu negara atau organisasi, walaupun bukan sebuah jawaban, mungkin ini akan sedikit membantu :


A.    S = Strength
Suatu kondisi yang merupakan kekuatan dari keadaan kebudayaan saat ini.
B.     W = Weakness
Suatu kondisi yang merupakan kelemahan dari keadaan kebudayaan saat ini.
C.    O = Opportunity
Suatu kondisi yang merupakan kesempatan dari keadaan kebudayaan saat ini.
D.    T = Threat
Suatu kondisi yang merupakan ancaman dari keadaan kebudayaan saat ini.

Strength ( Kekuatan )
·         Rasa cinta tanah air
Hal paling terpenting dalam menjaga dan melestarikan budaya adalah dengan cinta kawasan nusantara yang tidak ada duanya..
·         Busana
Masalah busana Indonesia memang sudah menjadi pandangan dalam segi penampilan. Batik merupakan busana favorit yang tidak ada batas nilai keindahan.
·         Teknologi
Dengan komunikasi dan teknologi yang semakin canggih, internet merupakan hal paling favorit yang banyak dijumpai disekian tempat.

Weakness ( Kelemahan )
·         Lokasi
Indonesia berada di antara 2 benua dan 2 samudra. Dengan melihat lokasi tersebuat negara Indonesia berada di lokasi strategis yang dapat dilalui oleh banyak orang pendatang.

·         Pulau
Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan jumlah pulau yang ratusan. Bukan tidak mungkin pulau yang tidak berpenghuni akan dicuri dan dimanfaatkan untuk kepentingannya sendiri yang merugikan orang banyak.
·         Pertahanan pemerintah
Dengan negara yang luas dan berkepulauan, pemerintah Indonesia harus bekerja ekstra untuk mengamankan harta dan budaya yang kita miliki.
Opportunity (Peluang )
·         Nasionalisme
Rasa nasionalisme kita begitu tinggi, bahkan bisa dibilang Over Antusias. Begitu banyak rakyat Indonesia yang berkeinginan tinggi untuk menjadikan bangsanya yang lebih baik.
·         Tempat
Suatu tempat mungkin menjadi jawaban selanjutnya. Banyak tempat di Indonesia yang memuji wilayahnya yang lebih unggul dibanding dengan yang lain, sebab kami hidup di iklim tropis dan laut yang indah.
·         Komunitas
Dengan wilayah yang terpisah-pisah, pasti banyak komunitas dengan macam-macam kesibukan. Sebagai contoh Pecinta Alam yang sering menjelajah dataran tinggi, seperti gunung, bukit, dan lain-lain.

Threat ( Ancaman )
·         Miskin
Harta dan kekayaan bangsa Indonesia tidak merata, jika dibayangkan dengan logika, hanya Indonesia Bagian Barat saja yang hartanya menengah ke atas, sedangkan Indonesia Bagian Timur mereka hanya makan dan tidur seadanya.
·         Transportasi
Beda wilayah pasti beda tanah, mungkin ini yang menjadi masalah dan ancaman berikutnya. Tidak semua wilayah di Indonesia yang memiliki lalu lintas yang memadai seperti di Jakarta, dengan alasan jangkauan dan medan yang sulit, wilayah yang terpencil tidak memiliki fasilitas ini.
·         Pemerintah
Pemerintah Indonesia bisa dikatakan sebagai formalitas, mereka ada tetapi tidak melakukan hal yang semestinya mereka lakukan, mungkin ini akan menjadi awal kehancuran dan ancaman yang sangat serius.

BAB III Kesimpulan dan Rekomendasi

1.      Kesimpulan
Indonesia memang kaya akan budaya, tetapi jika tidak bisa menjaganya akan lenyap dengan mudah. Jika dinilai saat ini mungkin terlalu buruk untuk dibicarakan, sangat mengenaskan, dan yang paling pahit adalah tidak pantas untuk disebut sebagai pemerintahan. Kita sebagai rakyat memang hanya bisa menilai, tetapi setiap kepala berhak untuk memberi kritik dan saran. Yang dibutuhkan untuk bangsa Indonesia saat ini adalah kesadaran rakyat dan pemerintah.
2.      Rekomendasi
Indonesia memang luas, tapi jika kita lihat ke belakang pada jaman Ir. Soekarno, kita hidup subur dan berkembang. Mungkin pemerintah sekarang kurang memperhatikan kondisi rakyat dan kondisi lingkungan. Harus ada kerjasama antara rakyat dan pemerintah agar bisa mengatur kondisi lingkungan yang baik. Mungkin memang sulit untuk menyatukan antara rakyat dan pemerintah, jika ini sudah bersatu mungkin masa depan yang cerah akan terlintas di kepala setiap rakyat Indonesia.

Referensi



Senin, 12 Maret 2012

Konsep Ilmu Budaya Dasar

A. Pendekatan Kesusasteraan

IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris The Humanities. Istilah berasal dari bahasa Latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari The Humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, berbudaya, dan halus.

Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga menggunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa

Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.

Dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal jenis Prosa Lama dan Prosa Baru.

Prosa Lama meliputi :
1. Dongeng.
2. Hikayat.
3. Sejarah.
4. Epos.
5. Cerita Pelipur Lara.

Prosa Baru meliputi :
1. Cerpen.
2. Novel.
3. Biografi.
4. Kisah
5. Otobiografi.

C. Nilai-nilai dalam prosa fiksi

Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut.

2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa.

4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.

Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua:
1. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di zaman Jepang yang dikelompokkan ke dalam kelompok ini.
2. Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.

D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi

Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari keseniaan, dan keseniaan cabang/unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka: Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :

1. Figura bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora (kiasan), perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi segar dan menarik.

2. Kata-kata yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.

3. Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.

4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.


Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:

Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia


Perekaman dan penyampaiaan pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas,. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri tentang masyarakat. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.

Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
Dengan membaca puisi, mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

3. Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:

o Penderitaan atas ketidakadilan;
o Perjuangan untuk kekuasaan;
o Konflik dengan sesamanya;
o Pemberontakan kepada hukum Tuhan.

Puisi–puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih yang terdapat di dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan.

Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan dan lain-lain).

Nama : Pilano Arienday
NPM : 15111530
Kelas : 1KA33
Matkul : IBD BAB 3
Dosen : Burhan Amin

Jumat, 09 Maret 2012

Manusia dan Kebudayaan

Dua pandangan yang dijadikan acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangunkan manusia.

Manusia terdiri dari 4 unsur :
1. Jasad : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
4. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur :
1. ID, yang merupakan kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak; ID merupakan libido murni.
2. EGO, merupakan bagian satu struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari ID; Sebagai kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan energi ID dalam saluran sosial yang dapat dimengerti orang lain.
3. SUPER EGO, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir; Muncul kira-kira umur 5 tahun; ID dan EGO berkembang secara internal dalam diri individu; SUPER EGO terbentuk dari lingkungan eksternal; SUPER EGO merupakan kesatuan standar-standar moral.

Hakekat Manusia

1. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
2. Makhluk ciptaan Tuhan yan sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya, misalnya:
- Perasaan Intelektual
- Perasaan Estetis
- Perasaan Diri
- Perasaan Sosial
- Perasan Religius
3. Makhluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi.
4. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

Pengertian Kebudayaan
Menurut :
- E.B. Taylor (1871)
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan– kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

- Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

- Sutan Takdir Alisyahbana
Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.

- Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

- A.L. Krober dan C. Kluckhon
Kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas- luasnya.

Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut :
- Melville J. Herkovits
Unsur kebudayaan adalah terdiri dari 4 unsur yaitu : alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik.

- Bronislaw Malinowski
Unsur kebudayaan terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.

- C. Kluckhon
ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :
> Sistem Religi
> Sistem organisasi kemasyarakatan
> Sistem pengetahuan
> Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
> Sistem teknologi dan peralatan
> Bahasa
> Kesenian

Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
2. Kompleks aktivitas
3. Wujud sebagai benda

Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai, menurut C. Kluckhon dalam karyanya variations in value orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat hidup manusia: hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern. Ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula dengan pola-pola kelakuan tertentu.
2. Hakekat karya manusia: setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, untuk hidup, kedudukan/kehormatan, gerak hidup untuk menambah karya.
3. Hakekat waktu manusia: hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, orientasi masa lampau atau untuk masa kini.
4. Hakekat alam manusia: ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam, ada juga yang harus harmonis dengan alam atau manusia menyerah kepada alam.
5. Hakekat hubungan manusia: mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal maupun horizontal (orientasi pada tokoh-tokoh). Ada pula berpandangan individualistis.

Perubahan Kebudayaan
Terjadinya gerak perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh :
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri misalnya; perubahan jumlah dan komposisi penduduk
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup

Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Diterima Atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik.


Nama : Pilano Arienday
Kelas : 1KA33
NPM : 15111530

Selasa, 06 Maret 2012

Tinjauan IBD

|
Halaman 1



|
Halaman 2



|
Halaman 3



|
Halaman 4



|
Halaman 5


Nama : Pilano Arienday
NPM : 15111530
Kelas : 1KA33